Jakarta, – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menjajaki potensi kerja sama budidaya perikanan dengan Departemen Pertanian dan Pedesaan Provinsi Guangdong, Tiongkok. Tuna dinilai menjadi komoditas potensial untuk dibudidayakan di Indonesia.
Rencana kerja sama itu dibahas dalam pertemuan antara Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono dengan Dirjen Departemen Pertanian dan Pedesaan Provinsi Guangdong, Liu Zonghui, di Jakarta, Selasa (30/7/2024).
Menteri KP Trenggono menjelaskan bahwa perairan Indonesia, khususnya di wilayah Zona 3, kaya akan komoditas ikan tuna dan cakalang. Kawasan laut ini meliputi Laut Aru, Laut Arafura, dan Laut Timor Bagian Timur.
“Potensi sangat besar di Zona 3, kalau dimungkinkan buat satu proyek di sana yang terintegrasi antara penangkapan, budidaya, dan pengelolaan yang juga melibatkan pelaku usaha,” kata Menteri KP Trenggono saat pertemuan.
Menurutnya, sebagian besar budidaya perikanan di Indonesia masih tradisional. Untuk mendorong modernisasi di bidang budidaya, sinergi dengan berbagai stakeholder diperlukan, termasuk dengan pemerintah negara lain.
Di sisi lain, KKP juga telah membangun peta jalan tata kelola perikanan berbasis ekonomi biru. Peta jalan ini untuk memastikan pemanfaatan sumber daya perikanan, termasuk pengembangan budidaya perikanan, dilakukan secara berkelanjutan.
“Kerja sama di bidang budidaya akan mendorong geliat industri perikanan di hulu maupun hilir, yang akan berimbas pada penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Dengan penguatan budidaya, penangkapan ikan secara liar bisa ditekan,” ungkapnya.
Sementara itu, Dirjen Departemen Pertanian dan Pedesaan Provinsi Guangdong, Liu Zonghui, menyambut baik potensi kerja sama antara pemerintahannya dengan KKP. Pihaknya masih akan mendalami lebih lanjut mengenai tindak lanjut yang harus dilakukan untuk merealisasikan kerja sama tersebut.
“Kami akan pelajari lebih jauh potensi-potensi perikanan yang ada di sana. Tindakan nyata tentunya akan dilakukan dengan MoU,” tegasnya.
Liu mengakui Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan budidaya perikanan. Untuk mendukung pengembangan tersebut, teknologi yang ada di negaranya dapat diterapkan di Indonesia.
Dia akan mengupayakan membawa manufaktur dari Guangdong dalam kerja sama yang akan dilakukan nantinya.
“85 persen permintaan pasar perikanan Guangdong dipenuhi dengan budidaya perikanan, kami memiliki teknologi yang semakin berkembang, bahkan bisa menenggelamkan jaring apung di dalam laut dan menariknya kembali ketika ada badai,” tegasnya. (***)
Sumber : Infopublik.id
Discussion about this post