RISALAH17.ID, JAKARTA – Waspadai peningkatan kasus demam berdarah dangue (DBD) di tanah air, maka perlu upaya pemberantasan sarang nyamuk dan kesiapan layanan kesehatan di daerah-daerah yang konsisten.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/2/2024).
“Di sejumlah daerah di tanah air saat ini mulai bermunculan kembali kasus DBD baik di Jawa maupun di sejumlah luarJawa. Sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat harus benar-benar siap mengantisipasi merebaknya kasus DBD di tanah air,” katanya.
Beragam cara telah dilakukan pemerintah untuk menekan kasus DBD meski angka kasus masih di atas 10 per 100 ribu populasi yang merupakan batas standar World Health Organization (WHO).
Saat ini, incident rate kasus DBD di Indonesia masih berada di 28 per 100 ribu penduduk. Pada 2022 dilaporkan 143.300 kasus dengan 1.236 kematian. Kelompok umur dengan kematian tertinggi pada rentang usia 5-14 tahun.
Menurut Lestari, catatan tersebut harus menjadi dasar peningkatan respon para pemangku kepentingan terhadap merebaknya kasus DBD di awal tahun ini.
Apalagi, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, kelompok umur yang rentan terhadap DBD adalah kelompok usia belia, calon generasi penerus bangsa.
Langkah strategis yang menyeluruh, jelas Rerie, harus segera dilakukan dalam upaya mencegah kematian, sekaligus penyebaran DBD di tanah air.
Ia pun mendorong agar kolaborasi yang kuat terbangun antarpemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah dalam upaya meningkatkan kesiapan layanan kesehatan di sejumlah daerah untuk mengantisipasi potensi ledakan kasus DBD di tanah air. (*).
Sumber: Infopublik.id
Discussion about this post