SAROLANGUN,RISALAH17.ID – Aksi Blokir jalan yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Mandiangin (3/11/23) berakhir dengan penuh duka. Pasalnya salah seorang warga masyarakat Mandiangin ES alias Boye 47 tahun harus meregang nyawa.
Hal tersebut terjadi saat masyarakat Mandiangin Kembali melakukan blokir jalan karena belum menemukan titik temu dan belum di tangkapnya pelaku pembacokan terhadap empat orang pelajar SMAN 4 Sarolangun.
“Kami sudah memberikan waktu selama 3 hari (3×24 jam). Namun hingga hari ketiga pelaku masih juga belum di tangkap oleh pihak kepolisian. Maka dari itu,pada hari Jum’at (3 November) masyarakat Mandiangin kembali mendatangi Kantor Camat untuk meminta tanggapan serta kejelasan terkait kasus pembacokan tersebut. Namun dalam pertemuan di Kantor Camat itu juga tidak menemukan titik terang, dan pada akhirnya masyarakat Mandiangin pun kembali memblokir jalan,” sebut salah seorang masyarakat yang tidak mau namanya disebutkan.
Dalam aksi pemblokiran jalan tersebut, sempat terjadi bentrok antara masyarakat Mandiangin dengan aparat kepolisian. Sehingga mengakibatkan banyak warga yang dianiaya oleh aparat.
“Dalam aksi pemblokiran jalan tersebut, sempat terjadi bentrok antara masyarakat dan aparat kepolisian. Sehingga menyebabkan banyak masyarakat yang luka-luka bahkan ada yang meninggal dunia,”Sebut saksi kejadian.
Sementara itu,Rina Astuti istri korban (ES, 47 th) mengatakan, bahwa korban yang berada di lokasi pemblokiran jalan,sempat bentrok dengan aparat,bahkan korban sendiri sempat di pukuli dengan tongkat (pentungan, red) hingga terjatuh.
“Selain dipukul dengan tongkat, suami saya juga sempat di seret untuk masuk kedalam mobil dan untuk di bawa ke rumah sakit oleh oknum polisi tersebut. Namun keesokan harinya,saya mendapat kabar bahwa suami saya sudah meninggal dunia,” papar Rina.
Rina juga membeberkan bahwasanya suaminya meninggal akibat dari tindakan penganiayaan oleh oknum aparat kepolisian.
“Di vidio sudah jelas dalam bentrok yang terjadi antara masyarakat dan aparat kepolisian terlihat jelas bahwasanya masyarakat tidak melakukan perlawanan.Namun yang tersebar luas apa, dibuat asumsi bahwa suami saya meninggal akibat jatuh saat bentrokan terjadi. “Padahal sudah jelas saya melihat dengan mata saya sendiri serta ada Vidio nya bahwa itu adalah penganiayaan yang telah dilakukan terhadap suami saya,” beber Rina.
Terkait dengan tindakan penganiayaan ini, lanjut Rina Astuti, meminta kepada Polres Sarolangun untuk segera mengambil tindakan tegas agar menindak oknum polisi yang telah melakukan penganiayaan terhadap suami saya.
“Saya hanya minta keadilan atas tindakan yang dilakukan oleh oknum polisi yang menyebabkan nyawa seseorang meninggal. Tindak tegas oknum polisi tersebut,” Tutup Rina.
PENULIS : BAGAS
Discussion about this post